Muhammad Himpunan Segenap Kebaikan

Muhammad Himpunan Segenap Kebaikan

Oleh Hz. Mirza Ghulam Ahmad

Nama beliau s.a.w. adalah Muhammad karena memang berarti yang sangat terpuji. Muhammad adalah dia yang dipuji di bumi maupun di langit. Banyak sekali orang yang dipandang sangat hina oleh orang-orang di dunia. Mereka dianggap nista, dan sesuai anggapan itu [mereka benar-benar] dihinakan. Akan tetapi di Langit sanjungan dan pujian terhadap diri mereka [dilantunkan]. Mereka adalah orang-orang baik di hadapan Allah Taala.

Dan sebagian orang ada yang disanjung-sanjung oleh dunia. Dari segala penjuru mereka dipuji. Akan tetapi Langit melaknat mereka. Allah, para malaikat-Nya, dan orang-orang yang memperoleh qurub-Nya melaknat mereka, tidak memuji mereka.

Akan tetapi nabi mulia kita Rasulullah s.a.w. di kedua tempat – di bumi dan di Langit – dipuji dan disanjung. Kebanggaan serta kanunia ini hanya diraih oleh Rasulullah s.a.w. semata. Rasulullah s.a.w. memperoleh golongan [pengikut] yang sedekian rupa sucinya sehingga tidak pernah dimiliki oleh nabi lainnya. Memang Musa a.s. dahuhu memperoleh golongan pengikut sebanyak beberapa ratus ribu orang. Akan tetapi mereka bukanlah suatu kaum yang berhati-teguh. Suci dan memiliki asa yang tinggi. Tidak seperti para sahabah [Rasulullah s.a.w] – ridhwanallaahu ’alaihim ajma’iin. Keadaan kaum musa a.s. adalah, pada malam hari mereka beriman, maka siang harinya mereka murtad. Membandingkan Rasulullah s.a.w. serta kaumnya, bagaikan membandingkan seluruh dunia. Jemaat yang diperoleh Rasulullah s.a.w. begitu suci, penyembah ilahi, [begitu] mukhlis, sehingga tidak diketemukan tandingannya di kalangan kaum mana pun di dunia ini, dan di antara jemaat-jemaat nabi lainnya. Di dalam hadis-hadis banyak terdapat sanjungan bagi mereka . Sampai-sampai dikatakan ” Allahu llahu fii ashaabii.” Dan di dalam Alquran pun mereka dipuji : ”Wal ladziina yabiituuna li rabbihim sujjadaw wa qiyaamaa – [Dan mereka yang mempergunakan malam untuk bersujud dan berdiri di hadapan Tuhan mereka] (Al-Furqan 25:65)

Jemaat yang dipersiapkan oleh Rasulullah s.a.w. unggul dan terpelihara dari sekian kesulitan dan musibah tha’un dan sebagainya yang dialami oleh jemaat Musa a.s. Dari situ diketahui daya quwwat qudsiyyah dan anfaas thayyibah serta jazab ilallaah yang dimiliki oleh Rasulullah s.a.w. (Malfuzhat, Add. Nazir Isyaat, London, 1984, Jld.3 hal.83-84)


About this entry